Friday, April 26, 2019


PENGEMBANGAN MODUL TEMATIK BERBASIS KEPRAMUKAAN


Mar’atul Fitriayu Azizah1, Arief Rahman Hakim2
Universitas Kanjuruhan Malang
fitriayumerry@gmail.com



Abstract: This research is motivated by the enactment of the 2013’s curriculum which has constraints such as learning and teaching materials that are less interesting and enjoyable, so it needs to be introduced to students through interesting and fun learning and teaching materials such as scouting, because it considered as a learning tool effective and fun. The purpose of this study was to produce a module and find out the feasibility and practicality of scout-based thematic modules for grade IV elementary school students. This research is a type of research or development (R & D) that uses the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation). The results of this study are according to the ADDIE model, namely module development, module feasibility and the practicality of the module. Development includes ways to develop and evaluate products. The feasibility of the module is seen from the stages of development, namely the assessment of module experts, thematic material experts and scout material experts. The practicality of the module is carried out at the implementation stage to prospective users and students.

Keyword: Thematic module, Scouting, Elementary School

Abstrak : Penelitian ini dilatar belakangi dengan diberlakukannya kurikulum 2013 yang penerapannya memiliki kendala seperti pembelajaran dan bahan ajar yang kurang menarik dan menyenangkan, sehingga perlu diperkenalkan kepada peserta didik melalui pembelajaran dan bahan ajar yang menarik dan menyenangkan seperti halnya kepramukaan, karena kepramukaan dianggap sebagai sebagai sarana belajar yang efektif dan menyenangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul dan mengetahui kelayakan serta kepraktisan modul tematik berbasis kepramukaan pada siswa SD kelas IV. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research & Development (R&D) yang menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation). Hasil penelitian ini sesuai model ADDIE yaitu pengembangan modul, kelayakan modul dan kepraktisan dari modul. Pengembangan mencakup cara mengembangkan hingga mengevaluasi produk. Kelayakan modul dilihat dari tahapan pengembangan, yaitu penilaian ahli modul, ahli materi tematik dan ahli materi kepramukaan. Kepraktisan modul dilakukan pada tahapan implementasi kepada calon pengguna dan peserta didik.


Kata kunci: Modul Tematik, Kepramukaan, Sekolah Dasar



PENDAHULUAN

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan jenjang pendidikan dasar pada lembaga pendidikan formal dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia (UU RI) Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pada pasal 17 ayat 2 menyebutkan bahwa Pendidikan Dasar berbentuk SD dan MI atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. SD merupakan lembaga yang sangat penting bagi peserta didik, karena dalam jenjang pendidikan ini merupakan masa penanaman karakter dimana SD adalah sarana yang dapat meneruskan atau menggantikan keluarga dalam mempelajari karakter anak. Hal ini selaras dengan Jalaluddin dkk (2011: 218) yang menyebutkan “Institusi pendidikan, sejak Play Group, Raudhatul Athfal (RA), Madrasah, Sekolah hingga Perguruan Tinggi (PT) merupakan suatu institusi pendidikan yang bersifat artifisial. Keberadaannya dilaksanakan karena kebutuhan sebagai petunjuk peran keluarga, institusi pendidikan diharapkan dapat mengambil alih peran dan tanggungjawab keluarga”.
SD saat ini telah banyak yang menggunakan kurikulum 2013. Menurut Surat Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) nomor 355/KEP/D/KR/2017 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013 Secara Mandiri, tercatatat sebanyak 783 SD telah ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum 2013. Sedangkan menurut Surat Keputusan Kemendikbud nomor 252/KEP.D/KR/2017 tentang Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013 Secara Reguler, tercatat sebanyak 51.654 SD di seluruh Indonesia telah ditunjuk sebagai pelaksana kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 tidak hanya membuat gebrakan baru (berbeda dengan kurikulum sebelumnya) yang berbasis lingkungan dan dipetakan berdasarkan tema. Namun dalam implementasinya pelaksanaan kurikulum ini juga merangkul ekstrakurikuler wajib, yaitu kepramukaan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (PERMENDIKBUD) nomor 63 tahun 2014. Menurut Kahono (2010: 29) pramuka dapat diartikan sebagai cara belajar interaktif progresif melalui dua cara, yaitu pengamalan kode kehormatan pramuka dan aktifitas atau kegiatan di alam terbuka. Artinya Pramuka juga dapat diartikan sebagai sarana belajar pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk digunakan oleh kaum muda terutama peserta didik yang masih dalam usia SD. Mengingat peserta didik SD membutuhkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan seperti halnya kepramukaan.
Dewasa ini, dalam pembelajaran kurikulum 2013 telah banyak yang menggunakan modul sebagai bahan ajar. Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Menurut Direktorat Jendral Pengembangan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan, (2008: 3) menyebutkan pengertian modul yaitu “Modul disebut juga media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung.
Berdasarkan pengamatan pertama yang dilakukan peneliti pada tanggal 15 Mei 2017 di SD Bandungrejosari 03 Kota Malang bersamaan dengan kegiatan observasi dan uji coba soal dalam mata kuliah Evaluasi Belajar Siswa, peneliti mendapatkan hasil yaitu kurikulum yang digunakan pada SD tersebut sudah menggunakan kurikulum 2013 dan guru beranggapan bahwa pembelajaran sesuai dengan buku siswa dan buku guru telah cukup untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pada tanggal 12 Mei 2018 peneliti melakukan observasi yang kedua bersamaan dengan kegiatan membina Ekstrakurikuler Wajib Kepramukaan di SD tersebut. Hasil yang didapatkan peneliti dari observasi tersebut ialah banyak guru yang belum menggunakan kekreatifitasannya untuk berinovasi dalam pembelajaran, tidak menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan sehingga membuat peserta didik kurang senang saat belajar di kelas, seluruh kegiatan dan contoh masih terpaku pada buku siswa dan buku guru. Peneliti mendapati bahwa peserta didik sangat ramai dan sulit untuk diatur ketika guru tidak menggunakan model, improvisasi dalam mengajar dan segala contoh masih terpaku pada buku siswa tanpa menggunakan inovasi. Peneliti juga melakukan wawancara singkat dengan Ibu Mu’awanah selaku Guru Kelas IV-B. Beliau menjelaskan bahwa pihak sekolah belum pernah mengembangkan modul pembelajaran tematik untuk siswa kelas IV.
Selain melakukan observasi lapangan serta wawancara, pada hari tersebut peneliti juga meninjau beberapa Buku Siswa serta melakukan wawancara singkat dengan peserta didik. Hasil tinjauan buku serta wawancara singkat tersebut yaitu di dalam buku-buku ada beberapa tugas yang mewajibkan peserta didik untuk mencari referensi lain untuk mengerjakan tugasnya, seperti peserta didik yang diinstruksikan untuk mencari artikel dari internet tentang motif batik, pengertian istilah-istilah asing, hingga jenis-jenis penyakit. Meskipun hal demikian akan membuka wawasan baru bagi peserta didik, namun beberapa peserta didik lebih memilih menghentikan atau menunda untuk mengerjakan tugasnya. Beberapa siswa pun beranggapan bahwa Buku Siswa yang mereka pergunakan tersebut kurang lengkap karena mereka masih harus mencari bahan ajar lainnya dan mereka merasa sedikit kesulitan.
Untuk mengatasi permasalahan yang muncul tersebut maka dibutuhkan bahan ajar yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk membuat pembelajaran di sekolah menjadi menarik, menyenangkan, inovatif serta komplit salah satunya yaitu dengan pemberian modul yang bersifat mandiri dan kontekstual yang didalamnya diberikan aktivitas-aktivitas yang menuntut siswa untuk aktif, kreatif sekaligus mengorientasikan pendidikan kepramukaan sesuai dengan kurikulum 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara mengembangkan modul dan mengetahui kelayakan serta kepraktisan modul tematik berbasis kepramukaan pada siswa SD kelas IV yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Pada penelitian ini kriteria kelayakan dikatakan cukup layak apabila nilai hasil angket mendapatkan presentase 56%-75% dan dapat dikatakan layak apabila nilai hasil angket mendapatkan presentase 76%-100%. Kriteria kepraktisan dikatakan baik apabila nilai hasil angket mendapatkan presentase 66%-79% dan dapat dikatakan sangat baik apabila nilai hasil angket mendapatkan presentase 80%-100%.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan yang mengadaptasi model pengembangan ADDIE. Tahapan yang harus dilakukan peneliti meliputi analisis, desain, pengembangan, dan implementasi.
Adapun langkah-langkah pengembangan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: Tahap pertama yaitu Analysis (analisis) meliputi analisis kurikulum, analisis karakteristik peserta didik, dan analisis pemanfaatan bahan ajar. Kurikulum yang digunakan di adalah kurikulum 2013. Materi yang diambil adalah materi kelas IV semester I tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 4. Tema pada kelas IV adalah berbagai pekerjaan dan subtema 1 adalah jenis-jenis pekerjaan. Tema tersebut sesuai dengan Buku Siswa yang digunakan dalam pembelajaran. Analisis karakteristik peserta didik dilakukan berhubungan dengan pengembangan bahan ajar berupa modul. Hasil analisis yang telah dilakukan peneliti adalah peserta didik SD yang diteliti cukup aktif dan terkadang tiba-tiba bosan saat menerima materi pembelajaran. Analisis bahan ajar, dimana pembelajaran paling banyak dilakukan secara konvensional. Dimana peserta didik cenderung bosan karena lebih banyak menggunakan buku siswa tanpa refrensi lain. Selain itu, peserta didik masih banyak yang pasif dalam pembelajaran.
Tahap ke-dua yaitu Design (desain). Pertama, desain tampilan bahan ajar meliputi pemilihan konten-konten yang akan ditampilkan dalam modul yaitu berupa Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran tematik, pengetahuan kepramukaan, game, soal evaluasi serta kunci jawaban, pengurutan konten-konten, cover depan dan belakang. Kedua, menentukan komponen dan menyusun materi. Komponen yang diperlukan dalam pembuatan modul antara lain gambar, teks, warna yang disusun menggunakan aplikasi Microsoft Office Word 2010 dan Corel Draw X7. Materi yang akan ditampilkan yaitu materi kelas IV semester I tema 4 “Berbagai Pekerjaan” subtema 1 “Jenis-jenis pekerjaan” edisi revisi tahun 2017. Ketiga, instrumen disusun untuk mengevaluasi bahan ajar yang telah dibuat. Penyusunan instrumen berdasarkan aspek-aspek yang disesuaikan dengan indikator yang terdapat pada penyusunan bahan ajar dan tujuan masing-masing angket.
Tahap ke-tiga yaitu Development (pengembangan). Dalam tahap pengembangan ini, peneliti mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing, serta review dari ahli pembelajaran tematik, ahli modul serta ahli kepramukaan sebelum diimplementasikan. Review dilakukan untuk memperoleh penilaian mengenai bahan ajar yang telah dihasilkan. Hasil konsultasi dosen pembimbing, review ahli pembelajaran tematik, ahli modul dan ahli kepramukaan digunakan sebagai pedoman merevisi produk tahap awal, sehingga produk layak di uji coba dilihat dari segi tampilan dan materi.
Tahap ke-empat yaitu Implement (implementasi). Pada tahap implementasi ini, peneliti melakukan uji coba modul ke lapangan. Tahap implementasi ini dilaksanakan di SDN Bandungrejosari 03 Malang pada kelas IV. Setelah melakukan ujicoba, maka dilakukan tahap yang terakhir, yaitu Evaluate (evaluasi) yaitu peneliti melakukan evaluasi atau beberapa perbaikan atas saran dan kritik dari calon pengguna.
Pengembangan produk awal yang telah dibuat harus dilakukan uji validasi dengan melibatkan ahli modul, ahli materi dan ahli kepramukaan. Uji validasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang harus diperbaiki oleh peneliti dalam mengembangkan modul berbasis kepramukaan. Produk yang telah melalui tahap validasi dan dinyatakan valid, maka produk tersebut siap untuk diujicobakan.
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kevalidan produk yang dihasilkan. Desain uji coba modul dalam penelitian pengembangan ini dilakukan melalui uji lapangan terbatas. Pada uji lapangan terbatas ini dilakukan di SDN Bandungrejosari 03 Malang. Sebelum dilakukan uji lapangan terbatas di SD tersebut, modul divalidasi oleh ahli modul, materi, bahasa, kepramukaan dan guru kelas IV. Setelah hasi uji tersebut dinyatakan valid, peneliti langsung melakukan uji coba ke SDN Bandungrejosari 03 Malang. Selama uji coba peneliti juga melakukan penilaian lembar observasi yang dibantu oleh guru kelas IV serta peserta didik juga mengisi angket yang diberikan oleh peneliti.
Subjek dari penelitian dan pengetahuan ini melibatkan 4 subjek uji coba meliputi Subjek uji coba materi adalah dosen ahli materi tematik berjumlah 1 dosen tematik, tujuannya sebagai subjek validator yang memberikan evaluasi berupa tanggapan dan komentar terhadap materi. Ahli materi yang dipilih peneliti adalah Ibu Nury Yuniasih selaku dosen di Universitas Kanjuruhan Malang. Subjek uji coba ahli modul adalah dosen yang berpengalaman dalam bahan ajar berupa modul karena sebagai subjek validator yang memberikan evaluasi berupa tanggapan dan komentar terhadap modul. Ahli modul yang dipilih peneliti adalah Ibu Denna Delawanti selaku dosen di Universitas Kanjuruhan Malang. Subjek uji coba ahli kepramukaan adalah pelatih yang berpengalaman dalam kepramukaan karena sebagai subjek validator yang memberikan evaluasi berupa tanggapan dan komentar terhadap modul dalam konteks kepramukaan. Ahli kepramukaan yang dipilih peneliti adalah Bapak Djuli Arifianto selaku Ketua Pramuka di Sukun, Kota Malang.  Subjek uji coba yang digunakan peneliti ada 2 yaitu: (1) Guru kelas IV-B SDN Bandungrejosari 03 sebanyak 1 orang, bernama Ibu Mu’awanah, S.Pd,SD (2) Subjek uji coba terbatas adalah peserta didik kelas IV-B SDN Bandungrejosari 03 sebanyak 9 peserta didik.
Jenis data dalam pengembangan ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang menunjukkan kulitas atau mutu sesuatu yang ada, baik keadaan, proses, peristiwa, kejadian, dan lainnya yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata (Widoyoko, 2012: 18). Data kualitatif ini berupa saran, masukan yang diberikan oleh ahli materi, ahli modul dan ahli kepramukaan sebagai validator, serta guru peserta didik sebagai pengguna modul. Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran. Data kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang (Widoyoko, 2012: 21). Data kuantitatif ini berupa skor penilaian yang diberikan oleh ahli materi dan ahli modul pada lembar penilaian kevalidan serta kepraktisan bahan ajar modul.
Penelitian ini dilaksanakan pada Mei 2018 pada Tahun Ajaran 2017-2018 semester genap di SDN Bandungrejosari Sukun 03 Kota Malang.
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2010:199). Angket yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini menggunakan skala likert dengan kriteria (1) sangat tidak baik, (2) tidak baik, (3) baik, (4) sangat baik.
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi sebagai studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan dan kebutuhan di lapangan. Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan lengkap. Pada penelitian ini, peneliti berusaha mendapatkan informasi mendalam tentang responden. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas IV. Tempat wawancara di SDN Bandungrejosari  03 Kota Malang. Wawancara dilakukan pada saat observasi mata kuliah dan selesai kegiatan ekstrakurikuler wajib pramuka di SDN Bandungrejosari 03 Kota Malang.
Analisis data pada tahap ini meliputi teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa saran perbaikan modul oleh ahli materi, ahli modul, ahli kepramukaan dan calon pengguna digunakan sebagai pedoman untuk merevisi modul berbasis kepramukaan. Data kuantitatif berupa skor penilaian oleh ahli materi, ahli modul, ahli kepramukaan dan calon pengguna yang telah diisi pada angket validasi, dianalisis dengan menggunakan skala likert. Adapun bentuk skala untuk mempermudah responden berada diposisi mana terlihat pada tabel 1 berikut :

Tabel 1. Skala likert
No.
Pilihan jawaban
Nilai skala
1.
Sangat tidak baik
1
2.
Tidak baik
2
3.
Baik
3
4.
Sangat baik
4
(Sugiyono, 2009: 135)

Presentase kelayakan modul didapat dari 3 validator yang terdiri dari: ahli modul, ahli materi tematik dan ahli kepramukaan. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari saran dan komentar sebagai bahan perbaikan produk oleh peneliti. Data kuantitatif berupa hasil validasi dengan teknik perhitungan presentase kelayakan modul. Fungsi perhitungan untuk mengetahui peringkat nilai akhir setiap butir yang bersangkutan. Perhitungan presentase kelayakan media menggunakan metode yang di contohkan oleh Sugiyono (2009: 419).

Presentase (%) =




Setelah seluruh presentase kelayakan dihitung, untuk mengetahui seberapa layak bahan ajar tersebut digunakan, menggunakan tabel yang dicontohkan pada tabel 2 sebagai berikut:

    Tabel 2. Presentase Kelayakan  
Presentase Pencapaian
Inteprestasi
76% - 100%
Layak
56% - 75%
Cukup layak
40% - 55%
Kurang layak
0 – 39%
Tidak Layak
Arikunto (2013: 284)

 Menghitung rata-rata skor untuk menentukan kepraktisan modul, dari respon calon pengguna (guru), dan respon peserta didik cara penghitungannya sama seperti analisis kelayakan sebagai berikut.

Tabel 3. Konversi Skor Respon
Presentase (%)
Kriteria Kualitatif
80%-100%
Sangat Baik
66%-79%
Baik
56%-65%
Cukup Baik
40%-55%
Kurang Baik
30%-39%
Gagal

(Arikunto, 2009: 245)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan, yakni (1) Guru beranggapan bahwa pembelajaran sesuai dengan buku siswa dan buku guru telah cukup untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (2) Banyak guru yang belum menggunakan kekreatifitasannya untuk berinovasi dalam pembelajaran (3) Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan (4) Seluruh kegiatan dan contoh masih terpaku pada buku siswa dan buku guru. (5) Pihak sekolah belum pernah mengembangkan modul pembelajaran tematik untuk siswa kelas IV. (6) Di dalam buku-buku siswa terdapat beberapa tugas yang mewajibkan peserta didik untuk mencari referensi. (7) Beberapa peserta didik pun beranggapan bahwa Buku Siswa yang mereka pergunakan tersebut kurang lengkap karena mereka masih harus mencari bahan ajar lainnya
Berdasarkan hasil observasi, terdapat permasalahan dari buku yang digunakan oleh peserta didik. Oleh karena itu, peneliti membuat perencanaan untuk mengembangkan modul yang berfungsi sebagai penunjang buku yang sudah ada. Modul yang dikembangkan berupa modul tematik berbasis kepramukaan.
Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah modul tematik berbasis kepramukaan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Modul memuat (1) halaman sampul, (2) prakata, (3) daftar isi (4) kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan dan indikator (5) petunjuk penggunaan, (6) isi materi, (7) ice breaking, game, yel-yel, (8) pengetahuan kepramukaan (do you know), (9) tes kompetensi, (10) daftar pustaka, (11) profil pengembang. Sementara itu, terdapat bagian tambahan diluar modul berupa kunci jawaban seluruh soal yang dibuat khusus untuk guru.
Penelitian pengembangan dimulai dari tahap pertama yaitu tahap analisis. Pada tahap analisis, peneliti menganalisis kurikulum, karakteristik guru, karakteristik peserta didik serta bahan ajar. Kurikulum yang digunakan pada SD yang diteliti telah menggunakan kurikulum 2013 yang mana pembelajarannya tersaji dalam bentuk tematik, menggunakan buku siswa dan buku guru yang diseragamkan oleh pemerintah serta menerapkan ekstrakurikuler wajib pramuka. Karakteristik guru pada SD tersebut yaitu lebih banyak menggunakan metode ceramah, guru lebih terfokus pada materi yang disampaikan dan hanya menggunakan buku guru dan buku siswa. Karakteristik peserta didik pada saat observasi yaitu beberapa peserta didik kurang aktif saat pembelajaran, cara belajar berbeda-beda, lebih tertarik menggunakan media yang menarik, menggunakan game menyukai belajar outdoor serta banyak yang merasa kesulitan dalam pelajaran matematika. Bahan ajar yang digunakan di sekolah yang diteliti adalah buku siswa dan buku guru yang diterbitkan dan diserahgambkan oleh pemerintah.
Tahap yang kedua yaitu tahap desain, dimana peneliti membuat produk berupa modul. Modul disusun dengan menggunakan Microsoft Office Word 2010 serta Corel Draw X7 sebagai penunjang berupa aplikasi editing. Modul yang dirancang berisi materi disertai gambar, game dan soal latihan. Produk yang dikembangkan oleh peneliti berupa sebuah modul yang berisi materi tematik yangmana di dalamnya menggunakan metode serta nuansa kepramukaan. Modul tersebut berisi soal dengan model yang berbeda dengan buku siswa pada umumnya. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih tertarik dan dapat belajar sambil bermain seperti yang diterapkan dalam kegiatan kepramukaan. Pada tahap desain ini pula peneliti membuat instrumen penelitian yang meliputi angket validasi untuk ahli materi tematik, angket validasi untuk ahli modul, angket validasi untuk ahli materi kepramukaan, angket untuk calon pengguna (guru) dan angket untuk peserta didik.
Tahap ketiga yaitu tahap pengembangan. Pada tahap ini peneliti memproduksi dan merevisi modul agar mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Memproduksi modul yang dimaksud adalah menambahkan media berupa icon atau karakter cerita, background, serta pengetahuan kepramukaan agar lebih menarik. Pada tahap pengembangan ini pula dilakukan validasi kepada ahli modul, ahli materi tematik dan ahli materi kepramukaan. Revisi produk dilakukan untuk mengetahui kekurangan modul kepada ahli materi tematik, ahli materi kepramukaan dan ahli modul. Ahli materi tematik, ahli materi kepramukaan dan ahli modul diberikan sebuah angket berupa penilaian pada modul yang telah dirancang, ahli juga dapat memberikan komentar dan saran demi perbaikan modul. Nama-nama validator modul sebagaimana pada tabel 4.

Tabel 4. Nama Validator
Nama
Lembaga Asal
Sebagai
Nury Yuniasih, M.Pd
Universitas Kanjuruhan Malang
Ahli Modul
Denna Delawanti C., M.Pd
Universitas Kanjuruhan Malang
Ahli Materi Tematik
Djuli Arifianto, ST
Kwartir Ranting Sukun Malang
Ahli Materi Kepramukaan

Hasil validasi dari ahli modul menunjukkan nilai presentase sebesar 91% yang berarti modul layak diujicobakan dengan revisi dari segi penataan modul. Saran perbaikan dari hasil validasi ahli modul serta revisi dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Revisi Produk oleh Ahli Modul
Sebelum direvisi
Setelah direvisi
Sampul (cover) depan dengan judul buku yang kurang menarik dan penataan logo dan beberapa keterangan yang kurang benar.
Sampul depan telah berganti dengan judul yang menarik serta penataan logo serta keterangan lainnya yang sudah benar
Pengantar ditulis “Kata Pengantar” tanpa menuliskan deskripsi batasan pembelajaran pada modul tersebut.
Pengantar diganti dengan “Prakata” dan dituliskan deskripsi batasan pembelajaran pada modul
Petunjuk Penggunaan terkesan tidak lengkap dan tidak ada peraturan tambahan untuk pembelajaran hari ini (today rule).
Petunjuk Penggunaan menjadi lengkap dan terdapat peraturan tambahan untuk pembelajaran hari ini (today rule)
Tujuan Pembelajaran tanpa indikator
Indikator telah ditampilkan sebelum Tujuan Pembelajaran.
Today Claps dan Today Yel ditampilkan tanpa judul rubrik
Today Claps dan Today Yel ditampilkan dengan judul Ice Breaking
Rubrik Profil hanya mendeskripsikan satu karakter tokoh
Rubrik Profil telah mendeskripsikan seluruh karakter tokoh
Penataan gambar kurang padat dan tidak dituliskan sumber
Penataan gambar menjadi padat dan dituliskan sumber
Beberapa kalimat penjelasan materi tidak menggunakan callout
Beberapa kalimat penjelasan materi telah menggunakan callout
Soal pada Teka-teki Silang berbeda halaman dengan kotak
Soal pada Teka-teki silang telah menjadi satu dengan kotak
Setelah soal evaluasi belum tertera penilaian
Setelah soal evaluasi telah tertera penilaian


Hasil validasi dari ahli materi tematik menunjukkan nilai presentase sebesar 75% yang berarti modul cukup layak diujicobakan dengan revisi dari segi materi. Saran perbaikan dari hasil validasi ahli materi tematik serta revisi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.  Revisi Produk oleh Ahli Materi Tematik
Sebelum direvisi
Setelah direvisi
Sebelum direvisi, Kompetensi Inti (KI ditampilan per mata pelajaran
Setelah direvisi, Kompetensi Inti (KI) ditampilkan secara umum
Sebelum direvisi, soal latihan mata pelajaran tidak diberi judul latihan, tetapi langsung instruksi soal
Setelah direvisi, soal latihan mata pelajaran diberi judul latihan dan instruksi dalam bentuk callout
Sebelum direvisi, beberapa kata yang berbahasa inggris belum dicetak miring (italic)
Setelah direvisi, kata yang berbahasa inggris sudah dicetak miring (italic)

Hasil validasi dari ahli materi kepramukaan menunjukkan nilai presentase sebesar 90% yang berarti modul layak diujicobakan dengan revisi dari segi kepramukaan. Saran perbaikan dari hasil validasi ahli modul serta revisi dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Revisi Produk oleh Ahli Materi Kepramukaan
Sebelum direvisi
Setelah direvisi
Sebelum direvisi, pada rubrik pengetahuan kepramukaan “Do You Know” gambar kurang lengkap dan belum mewakili contoh TKK.
Setelah direvisi, pada rubrik pengetahuan kepramukaan “Do You Know” gambar cukup lengkap dan telah mewakili contoh TKK.
Sebelum direvisi, tempat menjawab Game 2 yang bertuliskan “letakkan” adalah kurang tepat
Setelah direvisi, kata “letakkan” telah diganti menjadi “tulislah”

Tahap keempat yaitu tahap implementasi. Pada tahap ini peneliti melakukan ujicoba modul pada lapangan terbatas yang terdiri dari 9 peserta didik kelas IV dipilih secara acak (random). Implementasi dilaksanakan pada SDN Bandungrejosari 03 Kota Malang pada hari Selasa, tanggal 15 Mei 2018. Pada saat penelitian, peneliti juga memberikan angket kepada guru dan peserta didik untuk mendapatkan nilai respon dari calon pengguna. Hasil nilai dari guru menunjukkan presentase sebesar 92% yang berarti modul praktis digunakan menurut guru. Saran perbaikan dari guru yaitu modul sudah bagus namun harus dibenahi angka yang tepat pada materi matematika. Hasil nilai dari peserta didik pada uji lapangan terbatas menunjukkan rata-rata presentase sebesar 95% yang berarti modul praktis digunakan menurut peserta didik. Saran perbaikan dari peserta didik antara lain : peserta didik menyukai gambar, menyukai model soal, menyukai metode yang digunakan, menyukai permainan dalam modul dan menyukai pengetahuan yang tersaji dalam modul.
Penilaian modul tematik berbasis kepramukaan telah melalui tahap validasi oleh ahli modul, ahli tematik dan ahli materi kepramukaan, serta telah dinilai oleh calon pengguna atau guru kelas IV SDN Bandungrejosari 03. Hasil uji coba yang terakhir yaitu dilakukan pada peserta didik. Penilaian modul secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

 Tabel 8. Penilaian Akhir Kualitas Modul
No.
Penilaian kualitas modul
Presentase
1
Ahli Modul
91%
2
Ahli Materi Tematik
75%
3
Ahli Materi Kepramukaan
90%
4
Guru Kelas IV
92%
5
Peserta didik Kelas IV
95%
Rata-rata Presentase
89%

Berdasarkan tabel di atas bahwa modul tematik berbasis kepramukaan setelah melalui beberapa tahapan mulai dari validasi ahli modul mendapatkan presentase 91% dalam kategori “Layak”. Validasi ahli materi tematik mendapatkan presentase 75% dalam kategori “Layak”. Validasi ahli materi kepramukaan mendapatkan presentase 90% dalam kategori “Layak”. Penilaian oleh calon pengguna atau guru kelas IV mendapatkan presentase 92% dalam kategori “Sangat Baik”. Penilaian oleh peserta didik mendapatkan presentase 95% dalam kategori “Sangat Baik”. Rata-rata penilaian secara keseluruhan mendapatkan presentase 89% dalam kategori “Layak” dan “Sangat Baik”, sehingga modul dapat dipergunakan dalam pembelajaran.

Tahap terakhir yaitu tahap evaluasi. Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa revisi yaitu perbaikan penulisan modul tematik berbasis kepramukaan karena masih ada beberapa penulisan setelah produk diimplemetasikan yang perlu diperbaiki oleh penulis.

KESIMPULAN

Penelitian ini telah menghasilkan suatu produk berupa modul tematik berbasis kepramukaan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar pada Tema Berbagai Pekerjaan Subtema Jenis-jenis Pekerjaan Pembelajaran Jujur dalam bekerja. Yang dkembangkan berdasarkan metode penelitian ADDIE (Analysis, Design, Develop, Impementation and Evaluation). Modul yang dikembangkan dalam penelitian ini dikategorikan valid dan praktis digunakan dalam pembelajaran.
Kevalidan dibuktikan dari hasil penilaian validator bahwa semua validator menyatakan hasil yang baik pada ketiga aspek, yaitu modul, materi tematik dan materi kepramukaan. Kepraktisan dibuktikan dari penilaian calon pengguna yaitu guru dan peserta didik pada uji lapangan terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta 

Kahono. 2010. Pramuka Membentuk Karakter Generasi Muda. Bandung: Puri Pustaka

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 63 tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. (Online). (https://simpuh.kemenag.go.id), diakses 4 Maret 2018.

Jalaludin, dkk. 2011. Filsafat Pendidikan : Manusia, Filsafat dan Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Maidah, Arshy Al. 2015. Pengembangan Modul Tematik Sebagai Penunjang Bahan Ajar Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Negeri Patuk 1 Gunungkidul. Skripsi. (Online). (http://eprints.uny.ac.id/) diakses 27 September 2017.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Susilo, dkk. 2014. Pengembangan Modul Berbasis Pembelajaran Saintifik Untuk Peningkatan Kemampuan Mencipta Siswa Dalam Proses Pebelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI1 SMAN 1 Slogohimo. Skripsi. (Online).  (http://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/download/2127) diakses 23 September 2017.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Referensi HAM. (Online). (http://referensi.elsam.or.id/2014/11/uu-nomor-20-tahun-2003-tentang-sistem-pendidikan-nasional), diakses 4 Maret 2018.
Warda, Zahrotul. 2015. Pengembangan Modul Tematik Bahasa Indonesia berbasis PAKEM pada materi Peristiwa Untuk Meningkatkan Kompetensi Berbahasa Kelas V MI Hidayatul Mubtadiin Bumiayu Malang. Skripsi. (Online). (http://etheses.uin-malang.ac.id/2920/1/11140080.pdf) diakses 4 Maret 2018.
Widoyoko. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Yulianti, Ulfah. 2016. Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan di MIN Wirasaba Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Naskah Publikasi. (Online). (http://repository.iainpurwokerto.ac.id/400/1/COVER_BAB%20I_BAB%20V_DAFTAR%20PUSTAKA.pdf ) diakses 4 Maret 2018.
Yusinta, dkk. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Tematik-Integratif Berbasis Nilai Karakter Peduli Lingkungan dan Tanggungjawab. Artikel Jurnal. (Online). (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/10737) diakses 4 Maret 2018.




No comments:

Post a Comment