Friday, April 26, 2019

Nilai dan Nuansa Kepramukaan dalam Pembelajaran Tematik
pada SDN Purwosari 1

Ini adalah tahun 2019, dimana Kabupaten Pasuruan secara serentak melaksanakan kurikulum 2013 (tematik) pada tahun ajaran 2018-2019 khususnya di tingkat Sekolah Dasar (SD). Termasuk salah satunya SDN Purwosari 1. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru yang menggunakan sebuah tema (cakupan judul) dalam satu pembelajaran. Dalam satu pembelajaran tersebut, peserta didik akan menemui antara dua hingga tiga mata pelajaran.
Dalam implementasinya, kurikulum 2013 juga mengusung ekstrakurikuler wajib, yaitu pramuka. Ektrakurikuler wajib ini harus ada pada setiap sekolah, terutama pada sekolah pelaksana kurikulum 2013. Alasan mengapa pemerintah memilih pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib adalah terletak pada fungsi kegiatan kepramukaan yaitu sebagai fungsi pengembangan, sosial, rekreatif dan persiapan karir. Namun pada dasarnya sasaran atau fokus utamanya adalah untuk pembentukan atau pendidikan karakter peserta didik. 
       SDN Purwosari 1 memiliki kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Namun, di SDN Purwosari 1 masih melaksanakan ekstrakurikuler yang bersifat peminatan (reguler). Artinya ekstrakurikuler yang dilaksanakan hanya terbuka bagi peserta didik yang berminat untuk mengikuti ekstrakurikuler tersebut. Berbeda dengan program pemerintah yangmana menghimbau seluruh peserta didik mengikuti kegiatan kepramukaan dengan harapan kegiatan kepramukaan dapat membentuk karakter peserta didik di luar sekolah (formal). Dengan adanya ekstrakurikuler yang bersifat peminatan diharapkan SDN Purwosari 1 dapat melaksanakan ekstrakurikuler wajib non-reguler dengan menentukan model implementasi ekstrakurikuler wajib (pramuka), yaitu Model Blok atau Model Aktualisasi.
             Model Blok merupakan model kegiatan pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan pada awal peserta didik saat awal masuk di satuan pendidikan dengan alokasi waktu 36 jam sebagai pengenalan. Model Blok pada umumnya dilaksankan dalam bentuk perkemahan dan diikuti oleh seluruh peserta didik baru. Model Aktualisasi merupakan mengaktualisasikan kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan dengan metode dan prinsip dasar kepramukaan. Model aktualisasi biasanya dilaksanakan dalam jam pembelajaran dengan durasi yang ditentukan sekolah dan diikuti oleh seluruh peserta didik seperti pembelajaran pada umumnya namun mengorientasikan materi-materi kepramukaan.
Meskipun pada SDN Purwosari 1 belum melaksanakan ekstrakurikuler wajib non-reguler, namun metode dan nuansa kepramukaan telah diterapkan dalam kegiatan belajar dan mengajar. Nilai-nilai luhur yang ada dalam pramuka telah tersinkronisasi dengan mata pelajaran dan nuansa pramuka tetap ada setiap pembelajaran berlangsung.
Implementasi pramuka dalam pembelajaran adalah dengan nuansa kepramukaan. Nuansa yang dimaksud ada beberapa macam. Seperti guru kelas yang menggunakan Ice Breaking saat pembelajaran berlangsung serta menggunakan instruksi khusus (ala pramuka) dalam menerapkan kedisiplinan.
Ice Breaking yang digunakan guru saat pembelajaran paling banyak menggunakan claps atau yang lebih dikenal sebagai tepukan berbagai claps yang digunakan oleh guru misalnya adalah Tepuk Diam, Tepuk Jempol, Tepuk Lalulintas, Tepuk Komputer dan sebagainya. Melalui aneka tepuk ini peserta didik akan merespon aba-aba yang dilakukan oleh guru. Claps merupakan salahsatu cara yang efektif untuk menarik dan memusatkan perhatian peserta didik jikalau peserta didik mulai ramai.
Dalam hal menerapkan kedisiplinan, guru melakukan trik khusus untuk beberapa hal. Seperti ketika guru akan memberi pengumuman atau informasi penting ataupun menyampaikan materi, guru membariskan atau merapikan peserta didik di tempat duduknya dengan cara memberi aba-aba : “Di tempat duduk, siap-gerak!” kemudian peserta didik akan menghentakkan kedua kaki dan menghadap ke depan serta melipat kedua tangannya. Contoh lain dalam penerapan kedisiplinan adalah ketika peserta didik diminta untuk mengeluarkan buku dan membukanya pada halaman tertentu. Guru hanya perlu menghitung dengan keras melalui hitungan 1 sampai 10 dengan cepat. Dengan demikian, peserta didik akan melakukan instruksi guru dengan cepat seperti durasi yang telah dilakukan guru berdasarkan hitungan detik. Apabila peserta didik terlambat melaksanakan instruksi guru, guru dapat memberikan punishment ringan, seperti dengan berdiri di tempat duduknya dan peserta didik tersebut dilarang duduk selama 10 hingga 15 menit sementara pembelajaran tetap berlangsung.

Trik-trik yang dilakukan guru yang telah dijelaskan diatas adalah implementasi pembelajaran tematik dengan bernuansa pramuka. Punishment yang dilakukan adalah punishment ringan yang tidak akan melukai fisik serta mental peserta didik. Punishment dalam hal ini dimaksudkan untuk pembentukan karakter melalui trik “Patuhi instruksi, atau hukuman?”. Dengan pembiasaan pembentukan karakter demikian, diharapkan peserta didik dapat memiliki karakter luhur secara permanen serta memudahkan guru tanpa harus berteriak ataupun memarahi peserta didik saat suasana di kelas tidak kondusif.

3 comments:

  1. Informasi yang menarik dan bermanfaat, mohon izin untuk menerapkan di tempat saya mengajar ya ..😁

    ReplyDelete